Sabtu, 04 Juni 2011

CARA MENGUNGKAPKAN PERASAAN







BAB I 
PENDAHULUAN


          Dalam proses berkomunikasi antar manusia maka banyadan sebagainya.k hal yang perlu diperbincangkan diantaranya dalam hal mengungkapkan perasaan kita terhadap orang lain, dalam mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain dapat dilakukan melalui beerbagai cara sesuai dengan kondisi orang yang ingin mengungkpkan perasaan nya. Adakalanya orang sering mengungkapkan perasaannya dengan menggunakan bahasa nonverbal, seperti lirikan mata,raut wajah , perhatian,dan sebagainya, dan juga ada yang menggunakan bahasa verbal, seperti mengungkapkan langsung dengan kata-kata,lewat surat, SMS,  mengungkapkan perasaan kita kepada orang lain.
          Perasaan-perasaan yang ada pada diri manusia harus diungkapkan agar tidak terjadi kesalahpahaman, sakit hati, kecewa, atau hal-hal yang tidak diinginkan.dalam mengungkapkan perasaan kita harus menyesuikan keadaan diri dan situasi orang yang mmenjadi sasaran tersebut, untuk pemahaman lebih lanjut, pemakalah menjelaskan bagaimana mengungkapkan perasaan yang kita alami kepada orang lain,dijelaskan pada bab  selanjutnya.
         



BAB II
PEMBAHASAN
MENGUNGKAPKAN PERASAAN

A.     peranan perasaan dalm kehidupan manusia

          Salah satu segi paling membahagiakan dalam berkomunikasi dengan orang lain adalah kesempatan untuk saling berbagi perasaan

Perasaan adalah reaksi internal kita terhadap aneka pengalaman kita. Perasaan ini sering disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu, seperti denyut jantung yang meningkat, dan juga memiliki tanda-tanda luar, seperti menitikkan air mata karena haru bahagia. Perasaan selalu merupakan pengalaman Internal, dan kita menggunakan bentuk-bentuk tingkah laku terbuka tertentu untuk megkomunikasikannya kepada orang lain. Misalnya, kita bersorak untuk mengungkapkan perasaan gembira.

Johnson (1981)mengemukakan suatu model lima tahap pengungkapan perasaan dalam komunikasi.
1.      Kita mengamati(sensing)tingkah laku lawan komunikasi kita. Dengan alat-alat indera yang kita miliki,kita mengumpulkan informasitentang lawan komunikasi kita.
2.      Kita menafsirkan (interpreting)semua informasi yang kita terima  dari lawan komunikasi kita itu. Cara kita menafsirkan informasi ini ditentuksn oleh sedikitnya tiga fakto,yaitu :
Ø  Informasi itu sendiri,missal kata-kata yang keluar  dari mulut lawan komunikasi kita.
Ø  Dugaan kita tentang hal-hal yang menyebabkan tingkah laku lawan komunikasi kita itu.
Ø  Sudut pandang kita sendiri, missal, kita punya keyakinan bahwa tidak ada manusia yang sempurna.
3.      Kita mengalami perasaan tertentu (feeling)sebagai reaksi spontan terhadap penafsiran kita atas informasi yang kita terima dari(dan tentang)lawan komunikasi kita.
4.      Kita menanggapi perasaan kita itu (intending)perasaan kita itu. Dalam diri kita terbentuk intensi yang akan mendorong dan mengarahkan kita untuk berbuat sejalan dengan perasaan kita.
5.      Kita mengungkapkaan (expressing)perasaan kita itu. Kita merasa kasihan, berniat menghiburnya. Sekalipun menerima kata-kata keras, kita justru memdekati dan meneguhkannya sebagai ungkapan rasa simpati terhadap kawan kita itu.
6.      Jadi, baik kata-kata maupun perbuatan dan perilaku nonverbal lain yang kita lakukan dalm konteks seperti di atas,tidak lain sebagai pengungkapan dari sensasi,interpretasi, perasaan, dan intensi-intensi kita.     

B.     Akibat yang timbul bila perasaan tidak diungkapkan
        Salah satu factor yang sering menjadi penghambat dalam membangun hubungan antar pribadi yang intim adalah kesulitan mengkomunikasikan perasaan. Berikut ini adalahbeberapa akibat yang mungkin timbul bila perasaan-perasaan tidak kita sadari, tidak kita terima, atau tidak kita ungkapkan secara konstruktif :
1.      Menyangkal dan menekan perasaan dapat menciptakan aneka masalah dalam hubungan antar pribadi.
2.      Menyangkal dan menekan perasaan dapat menyulitkan kita dalam memahami dan mengatasi aneka masalah yang terlanjur timbul dalam hubungan antarpribadi.
3.      Menyangkal perasaan dapat meningkatkan kecendrungan kita untuk melakukan persepsi secara selektif.
4.      Menekan perasaan dapat menimbulkan distorsi atau penyimpangan dalam penilaian kita.
5.      Dalam mengungkapkan perasaaanyang tidak lugas-efektif sering justru tersirat tuntutan-tuntutan. Misalnya,seorang ibu yang bersifat “overprotektif” karena terlampau menyayangi anaknya.

C.     Mengungkapkan perasaan secara verbal
          Ada dua cara mengungkan perasaan kita kepada orang lain yaitu secara verbal dan non verbal, ungkapan verbal dan nonverbal dari perasaan kita itu memang harus cocok atau sesuai.
              Cara mengungkapkan perasaan antara lain tergantung pada kerasadaran dan penerimaan kita terhadap perasaan –perasaan kita tersebut, serta kemampuan kita untuk mengungkapkannya secara konstruktif. Bila tidak kita insafi atau sengaja kita tolak, perasaa-perasaan tersebut toh akan terungkap juga secara tidak langsung, dalam bentuk sebagai berikut :
1.        Mencap atau memberi label
2.        Memerintah
3.        Bertanya
4.        Menuduh
5.        Menyindir (sarkasme)
6.        Memuji
7.        Mencela
8.        Memberikan sebutan
              Sekalipun lazim, cara-cara mengungkapkan perasaan seperti di atas tidak akan efektif,sebab tidak memberikan pesan yang jelas kepada penerima. Bahkan dapat merusak hubungan.


Untuk mengungkapkan perasaan secara jelas, maka kita perlu mendeskripsikannya. Setidak-tidaknya ada empat cara mendeskripsikan perasaan :
1.        Mengidentifikasikannya atau menyebut nama perasaan itu.
2.        Menggunakan kiasan perasaan.
3.        Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan terdorong oleh perasaan yang sedang dialami.
4.        Menggunakan kiasan kata-kata.

D.     Mempersepsikan perasaan orang lain
              Untuk mempersepsikan atau menangkap secara tepat perasan-perasaan seperti ini kita perlu mencari penjelasan atau memastikannya dari orang yang bersangkutan, apa sebenarnya yang sedang dirasakannya.
              Dalil umum dalam komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut : sebelum menanggapi perasaan seseorang, terlebih dahulu kita perlu menyelidikinya untuk memastikan bahwa kita benar-banar tahu apa yang sedang dirasakan orang lain. Inilah yang disebut dengan perception check atau pengujian persepsi. Pengujian persepsi ini meliputi tiga unsur :
1.        Mendeskripsikan dugaan kita tentang  perasaan yang sedang dialami oleh lawan komunikasi kita.
2.        Menanyakan kepada yang bersangkutan apakh persepsi kita itu tepat.
3.        Menahan diri dari membenarkan atau menyalahkan perasaan-perasaan lawan komunikasi kita.
          Kesan-kesan kita tentang orang lain memang sering keliru akibat ketakutan-ketakutan, harapan-harapan maupun perasaan-perasaan lain yang sedang berkecamuk didalam diri kita sendiri. Kita juga sering keliru mempersepsikan perasaan orang lain. Itulah sebab mengapa penting sekali terlebih dulu menguji atau memestikan ketepatan persepsi kita sebelum memutuskan suatu tindakan atau berbuat sesuatu menanggapi perasaan lawan komunikasi kita.
E.     Mengungkapkan perasaan secaraa nonverabal
            Perbuatan berbicara lebih banyak dari kata-kata. Ekspresi wajah, jeda atau tenggang waktu dalam berbicara, gerak tangan, jarak, kontak mata, sikap tubuh, cara berpakaian volume suara atau intonasi, sentuhan atau rabaan, cara mengatur kamar, dan sebagainya, semua itu merupakan perbuatan dan sekaligus merupakan modalitas komunikasi nonverbal.
          Koomunikasi dirumuskan sebagai berikut : setiap bentuk prilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya.
          Menurut Johnson, perilaku nonverbal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.        Merupakan kebiasaan, maka bersifat otomatis dan jarang kita jumpai
2.        Berfungsi mengungkapkan perasaan-perasaan kita yang sebenarnya, kendati dengan kata-kata kita berusaha menyembunyikannya.
3.        Komunikasi nonverbal merupakan sarana utama untuk mengungkapkan emosi.
4.        Memiliki makana yang berlainan pada berbagai lingkungan budaya yang berbeda.
5.        Memiliki makana yang berbeda dari orang ke orang atau pada orang yang sama namun berlainan.
                  Bahasa nonverbal dan perasaan konseli pada konselor.


Perasaan
Menerima
Tergantung
Curiga
Memusuhi
Kepala
Mulut
Kesigapan
Posisi
Kontak mata
Tangan
Jarak
Mengangguk
Menerima
Sigap
Menghadap
Wajar
Terbuka
Wajar
-
Latah
Pasif
Merendah
Berlebihan
Menggapai
Dekat
-
Tertutup
Sigap
Mematung
Kurang
Resah
-
Menggeleng
Mencibir
Tak acuh
Menantang
Menghindar
Mengepal
Jauh

F.      Pesan verbal harus sejalan dengan pesan nonverbal
            Agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, baik sebagai pengirim maupun sebagai penerima kita harus memperhatikan pesan-pesan nonverbal disamping pesan-pesan verbalnya sendiri. Bahkan sebenarnya pesan-pesan nonverballah yang peling jelas dan peling kuat mengkomunikasikan aneka perasaan, seperti senang atau tidak senang.
          Kendati begitu, dibandingkan bahasa verbal perilaku nonverbal memang lebih terbatas kemampuannya. Komunikasi nonverbal hanya cocok digunakan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dan agak sulit untuk menyatakan pikiran-gagasan. Selain itu. Pesan-pesan nonverbal dapat sejalan dan memperkuat pesan herbalnaya,atau sebaliknya bertentangan sehingga justru memperlemah pesan verbalnya.

         Sehubungan dengan kaitan antara komunikasi nonoverbal dan pengungkapan perasaan, masalahnya adalah bahwa sering sukar memastikan apa yang sesungguhnya dirasakan orang lain berdasarkan komunikasi nonverbalnya. Menurut Johnson, Kesulitan ini bersumber dari setidaknya dua sebab utama,yaitu :
1.        Fakta bahwa pesan-pesan nonverbal memang bersifat kabur, buktinya, seseorang dapat menangis karena sedih atau karena bahagia.
2.        Kontradiksi atau pertentangan yang sering terjadi antara pesan-pesan nonverbal denganpesan-pesan verbalnya.contoh: seorang ibu yang merestui anaknya pergi merantau keluar negeri sambil menangis.

          Jadi, dapat disimpulakan bahwa dalam mengkomunikasikan perasaan-perasaan , kita benar-benar harus memperhatikan dan mengusahakan agar pesan-pesan nonverbal kita cocok dengan pesan-pesan verbal kita.


BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
                 Perasaan adalah reaksi dan interaksi kita terhadap aneka pengalaman kita.Perasaan ini sering disertai perubahan-perubahan fisiologis tertentu.seperti denyut jantung yang meningkat
Dalam mengungkapkan perasaan kita menggunakan bentuk-bentuk tingkah laku untuk mengkomunikasikannya kepada orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.
                 Untuk mengungkapkan perasaan secara jelas, maka kita perlu mendeskripsikannya. Setidak-tidaknya ada empat cara mendeskripsikan perasaan :
1. Mengidentifikasikannya atau menyebut nama perasaan itu.
2. Menggunakan kiasan perasaan.
3. Menunjukkan bentuk tindakan yang ingin dilakukan terdorong oleh perasaan yang sedang dialami.
4. Menggunakan kiasan kata-kata